Pentingya pembagian kerja melalui spesialisasi dilingkungan birokrasi



 

Membicarakan konteks spesialisasi pekerjaan  merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam dinamika organisasi, sehingga semua pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik, tak heran jika perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan. Sebab, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan misalnya. Akan tetapi spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarkan keahlian dan keterampilan khusus. Intinya, spesialisasi pembagian tugas berdasarkan skill yang dimiliki oleh individu dalam organisasi, agar tidak ada istilah pemborongan tugas oleh seseorang dalam menjalani kinerjanya. Sementara pihak  yang lain tidak mendapat plot kerja yang sama, bahkan tidak melakukan hal apa pun, dengan dalil belum ada kerja saat ini. Nah, realita ini sering kita jumpai di perkantoran birokrasi, tertumpuk pegawai dan bukannya kinerja kerja optimal, tetapi canda tawa dan main game, facebook, sering menjadi kebiasaan pegawai di era modern ini. Semoga hanya dalam sudut pandang penulis!
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi problem demikian, seorang pimpinan harus memberikan pembagian kerja yang merata kepada anggota atau karyawannya. Seperti yang ditekankan oleh Adam Smith (Deliarnov;1995) bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (Division of Labour). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi; Adam Smith memberikan contoh dampak pembagian tugas dalam pembuatan peniti. Jika tiap orang melakukan semua jenis pekerjaan sendiri-sendiri (termasuk didalamnya meluruskan, memotongnya, meruncingkan, dan memasangkan kepala peniti, dsb), hasil yang diperoleh kecil. Akan tetapi, jika dilakukan pembagian tugas sesuai keahlian (spesialisasi), yang satu khusus meluruskan kawat, yang lain memotong, meruncingkan ujung peniti, dan memasangkan kepala peniti, hasil produksi secara total menjadi lebih banyak. Mengapa demikian? Menurut Smith pembagian tugas tersebut telah menyebabkan setiap orang ahli di bidangnya. Maka produktivitas meningkat, sehingga hasil produksi total juga akan meningkat.
Manfaat Adanya Spesialisasi : Pertama: dapat difahami bahwa semua pekerjaan membutuhkan keahlian, sehingga setiap organisasi diharapkan untuk terampil,  karena secara inheren tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama. Kedua: Orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing, sehingga orang-orang akan ahli dalam bidangnya, dan menjadi pakar dalam bidang tersebut. Ketiga: Adanya spesialisasi berarti setiap orang tidak perlu menghasilkan setiap barang yang dibutuhkan secara sendiri-sendiri. Keempat, Smith juga percaya bahwa para pekerja dengan spesialisasi lebih mungkin untuk berinovasi, untuk menciptakan alat atau mesin agar membuat tugas-tugas mereka bahkan lebih efisien. Kelima: Dapat membantu mengurangi biaya tenaga kerja monitor yang  memiliki banyak keahlian. Keenam: Menghemat waktu dan biaya dalam suatu pekerjaan, karena pekerjaan yang rumit yang biasanya dilakukan oleh banyak orang tapi kini hanya dilakukan oleh satu orang yang ahli. Ketujuh: Produk hasil dari spesialisasi pekerjaan tersebut juga bisa dikatakan memuaskan karena dikerjakan oleh ahlinya sendiri. Hal-hal tersebut diatas, secara otomatis akan menyebabkan peningkatan produktivitas dan peningkatan produksi secara total, berefek pada Pembagian Kerja (Division of work) yang efektif dan efesien.
Alasan Pembagian Kerja, Adapun alasan diadakan pembagian kerja: bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain. Sondang P. Siagian memberikan alasan diadakan pembagian kerja, yaitu :
a). Beban kerja yang harus di pikul; b). Jenis pekerjaan yang harus beragam; c). Berbagai spesialisasi yang diperlukan. Maka dari itu, dengan adanya pembagian kerja pegawai atau karyawan maka dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Sehingga spesialisasi pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya.
Indikator Pembagian Kerja, 1) Penempatan karyawan; Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal. 2) Beban kerja; Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan iitu harus tetap sama beban kerjanya. 3) Spesialisasi pekerjaan; Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarkan keahlian atau ketrampilan khusus. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama, semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.
Realita Birokrasi, Pada umumnya birokrasi Pemerintahan khususnya Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) bekerja sesuai tugasnya masing-masing pada aturan pemerintahan atau Tupoksi (Tujuan Pokok Dan Fungi), tetapi yang terjadi sekarang adalah menurunnya produktivitas, efektivitas dan eksistensi pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Indikasi ini terjadi karena kesalahan penempatan atau tugas pegawai tersebut tidak sesuai dengan besik keilmuan yang dimiliki, dan akan berpengaruh pada tujuan (visi misi) SKPD. Dampak hal ini bukan hanya pada internal SKPD, tetapi juga berdampak pada masyarakat luas. Contohnya pada internal birokrasi, pegawai tersebut harus mengikuti seminar, kegiatan yang tujuannya peningkatan wawasan pegawai agar memahami maksud dari pekerjaannya, hal ini akan berdampak positif terhadap keuangan SKPD, kenapa demikian? karena pegawai harus mengikuti seminar atau kegiatan yang tak bisa di hitung jumlahnya, karena sesuai perintah dari atasan (4-5 kali realita yang sering terjadi). Apalagi kalau pegawai tersebut mengikuti seminar diluar kota, maka hal ini memerlukan anggaran yang besar, sehingga jika kegiatan ini terus berjalan maka akan berdampak besar pada pengelolaan keuangan yang dapat merugikan uang negara (menghamburkan) dan sumber daya manusia di lingkungan kerja SKPD terkait. Sedangkan pengaruh pada masyarakat luas adalah kurangnya konektifitas antara sumber daya manusia yang terkait dengan SKPD, tugas dari pada SKPD bukan hanya untuk mempercepat tingkat kemajuan pada infrastruktur tetapi juga harus  melihat sumber daya manusia yang berada pada daerah itu, apa guna kalau daerah tersebut maju sementara  pemerintahnya tidak mampu menanggulangi sumber daya manusia yang tersedia di daerahnya, Demikian.


Komentar